Sebelum
kita membahas analisis SWOT koperasi Indonesia, kita perlu mengetahui apa analisis
swot itu sendiri. Analisis swot adalah suatu bentuk analisis situasi dengan
mengidentifikasi kekuatan-kekuatan (strenghts) dan kelemahan-kelemahan
(weaknesses) dari suatu organisasi, dan kesempatan-kesempatan (opportunities)
serta ancaman-amcaman (threats) dari lingkungan sekitar untuk merumuskan
strategi yang tepat bagi suatu organisasi. Proses ini melibatkan penentuan
tujuan yang spesifik dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang
mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Analisis
SWOT dibuat berdasarkan logika yang dapat memaksimalkan kesempatan namun secara
bersamaan meminimalisir ancaman dan kekurangan. Analisis ini membandingkan
antara faktor eksternal dan faktor internal. Analisis ini terbagi atas empat
komponen dasar yaitu :
·
Strenght (S) : situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari
organisasi
atau
program pada saat ini
·
Weakness (W) : situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari
organisasi
atau program pada saat ini
·
Opportunity (O) : situasi atau kondisi yang merupakan peluang (kesempatan)
di
luar
organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi
organisasi
dimasa yang akan datang
·
Threat (T) : situasi atau kondisi yang merupakan ancaman
bagi organisasi
yang
datang dari luar organisasi dan dapat mengancam
eksistensi
organisasi di masa yang akan datang
Pengembangan koperasi dalam analisis SWOT menurut Freddy Rangkuti (1997) sub-sub bagian dari analisis SWOT meliputi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dengan berbagai indikator.
1. Kekuatan
dengan indikator :
a)
Telah memiliki badan hukum
b)
Stukur organisasi yang sesuai dengan eksistensi
koperasi
c)
Keanggotaan yang terbuka dan sukarela
d)
kekurangan pelanggan cukup kecil
e)
Biaya rendah
f)
Kepengurusan yang demokratis
g)
Banyaknya unit usaha yang dikelola
2. Kelemahan
dengan indikator :
a)
Lemahnya stuktur permodalan koperasi
b)
Lemahnya dalam pengelolaan/manajemen usaha
c)
Kurang pengalaman usaha
d)
Tingkat kemampuan dan profesionalisme SDM koperasi
belum memadai
e)
Kurangnya pengetahuan bisnis para pengelola koperasi
f)
Pengelola yang kurang inovatif
g)
Kurangnya pengetahuan dan keterampilan teknis dalam
bidang usaha yang dilakukan
h)
Kurang dalam penguasaan teknologi
i)
Sulit menentukan bisnis inti
j)
Kurangnya kesadaran anggota akan hak dan kewajibannya
(partisipasi anggota rendah)
3. Peluang
dengan indikator :
a)
Adanya aspek pemerataan yang diprioritaskan oleh
pemerintah
b)
Undang-Undang nomor 25 tahun 1992, memungkinkan
konsolidasi koperasi primer ke dalam koperasi sekunder
c)
Kemauan politik yang kuat dari pemerintah dan
berkembangnya tuntutan masyarakat untuk lebih membangun koperasi
d)
Kondisi ekonomi cukup mendukung eksistensi koperasi
e)
Perekonomian dunia yang makin terbuka mengakibatkan
makin terbukanya pasar internasional bagi hasil koperasi Indonesia
f)
Industrialisasi membuka peluang usaha di bidang
agrobisnis, agroindustri dan industri pedesaan lainnya
g)
Adanya peluang pasar bagi komoditas yang dihasilkan
koperasi
h)
Adanya investor yang ingin bekerjasama dengan koperasi
i)
Potensi daerah yang mendukung dalam pelaksanaan
kegiatan koperasi
j)
Dukungan kebijakan dari pemerintah
k)
Undang-Undang nomor 12 tahun 1992, tentang sistem
budidaya tanaman mendorong diversifikasi usaha koperasi.
l)
Daya beli masyarakat tinggi.
4. Ancaman
dengan indikator :
a)
Persaingan usaha yang semakin ketat
b)
Peranan Iptek yang makin meningkat
c)
Masih kurangnya kepercayaan untuk saling bekerjasama
dengan pelaku ekonomi lain dan antar koperasi
d)
Terbatasnya penyebaran dan penyediaan teknologi secara
nasional bagi koperasi
e)
Kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang
koperasi serta kurangnya kepedulian dan kepercayaan masyarakat terhadap
koperasi
f)
Pasar bebas
g)
Kurang memadainya prasarana dan sarana yang tersedia
di wilayah tertentu, misalnya lembaga keuangan, produksi dan pemasaran
h)
Kurang efektifnya koordinasi dan sinkronasi dalam
pelaksanaan program pembinaan koperasi antar sektor dan antar daerah
i)
Persepsi yang berbeda dari aparat pembina koperasi
j)
Lingkungan usaha yang tidak kondusif
k)
Anggapan masyarakat yang masih negatif terhadap
koperasi
l)
Tarif harga yang ditetapkan pemerintah
m)
Menurunnya daya beli masyarakat
Ada empat strategi yang tampil dari hasil analisis SWOT tersebut antara lain:
a. Strategi SO
Strategi
SO yang harus diambil yang utama adalah kepemilikan sarana dan, prasarana
pendukung kelancaran usaha dari aktivitas usaha koperasi seperti komunikasi,
transportasi, listrik, komputer, air bersih, kantor dan tempat usaha yang
memadai. Yang kedua yaitu peran anggota di masa depan harus mampu membangun
koperasi yang lebih maju dengan pola adaptif management yang berbasis lokal,
agar pemerintah daerah ke depan yang akan diisi oleh para pemuda masa kini
dapat menghayati manfaat sumberdaya lokal yang akan dikembangkan untuk menopang
koperasi yang mantap dan mandiri. Ketiga, adanya partisipasi pemuda untuk
menjadi anggota koperasi. Hal ini akan berdampak pada kaderisasi pengurus dan
anggota koperasi. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan penjelasan dan
sosialisasi pada para pemuda.
b. Strategi WO
Dengan
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi anggota,
organisasi koperasi dapat menentukan strategi-strategi yang dapat merangsang
partisipasi anggota dalam menjalankan perannya. Dalam upaya meningkatkan
partisipasi anggota dapat digunakan berbagai cara yang tentunya disesuaikan
dengan kondisi yang ada pada koperasi tersebut. Salah satu contohnya adalah
dengan mengajak anggota untuk terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan di
organisasi koperasi, dan juga melibatkan anggota dalam pengambilan keputusan
penting di organisasi koperasi
c. Strategi ST
Koperasi
harus mampu menerapkan manajemen keuangan yang baik sehingga koperasi dapat
mengatur pengeluaran dan penerimaan sampai dengan menentukan strategi pemberian
pinjaman dengan cicilan yang tidak memberatkan anggotanya. Karena koperasi yang
diidamkan di masa yang akan datang adalah koperasi modern, berlandaskan
kearifan tradisional, serta digerakkan oleh jiwa yang dinamis dan enerjik,
yaitu jiwa muda. Jika koperasi di masa yang akan datang telah mampu berjalan
sesuai laju modernisasi dan tetap berlandaskan kearifan tradisional, maka
target koperasi untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia bukanlah tidak mungkin.
d. Strategi WT
Peranan
pemerintah sangat penting disini untuk pemberian hibah bagi pengembangan modal
untuk suatu koperasi. Pemberian tambah pengetahuan pengelolaan koperasi dan
kewirausahaan oleh pihak akademisi melalui program Pengabdian Kepada
Masyarakat. Pemerintah banyak memberikan dana Pengabdian Kepada Masyarakat
kepada pihak akademisi dengan tujuan agar dapat mentransformasikan ilmu
pengetahuan kepada masyarakat.
Daftar Pustaka
0 komentar:
Posting Komentar